Notification

×

Menkes RI : RSUD Kota Bima Faskes Lengkap, Pangkas Biaya Warga Berobat ke RSUP

Wednesday, May 28, 2025 | May 28, 2025 WIB Last Updated 2025-05-28T14:33:06Z

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin usai peletakan Batu pertama RSUD Kota Bima dengan Wali Kota Bima H. Arahman Abidin


Bima, - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan RSUD Kota Bima merupakan satu dari 66 RSUD di kabupaten/kota terpencil dan terbelakang yang dinaikkan statusnya dari Tipe D menjadi Tipe C untuk memastikan layanan kesehatan yang lebih merata dan berkualitas di seluruh Indonesia. Revitalisasi ini mencakup peningkatan infrastruktur, peralatan, dan sumber daya manusia, sehingga RSUD dapat memberikan layanan kesehatan yang lebih baik.


Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia didampingi Gubernur NTB, Wali Kota Bima dan Forkopimda saat menghadiri acara peletakan batu pertama atau ground breaking pembangunan RSUD Kota Bima, bertempat di Eks kantor Wali Kota Bima lama di Kelurahan Rabadompu Barat, pada Rabu, 28 Mei 2025.


Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Win merupakan program strategis Presiden Prabowo Subianto di bidang kesehatan mencakup beberapa kegiatan prioritas seperti pemeriksaan kesehatan gratis, pengentasan Tuberkulosis (TBC), dan peningkatan kapasitas RSUD di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan.


Budi menyebut, peningkatan kapasitas RSUD merupakan satu dari tiga program Quick Win yang harus dijalankan oleh Kemenkes. Dua program lainnya adalah Cek Kesehatan Gratis Sebagai Kado Ulang Tahun Dari Negara dan Pengentasan Tuberkulosis (TBC).


"Dengan ketersediaan tenaga dokter spesialis dan peralatan radiologi canggih memungkinkan penanganan kasus medis yang lebih kompleks langsung di lokasi, tanpa perlu merujuk pasien ke rumah sakit dengan tingkat pelayanan lebih tinggi, seperti ke RSUP NTB yang memerlukan waktu tempuh 10 jam dari Bima. Semua akan dilayani di RSUD Kota Bima," ungkap Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.


RS Tipe C diwajibkan memiliki dokter spesialis dasar, seperti spesialis penyakit dalam, bedah, kebidanan, dan anak. Kehadiran tenaga spesialis ini memungkinkan penanganan kasus medis yang lebih kompleks langsung di lokasi, tanpa perlu merujuk pasien ke rumah sakit dengan tingkat pelayanan lebih tinggi.


Selain itu, sambungnya, RS Tipe C akan dilengkapi dengan fasilitas modern, seperti ruang operasi (OK), ICU, NICU, laboratorium lengkap, dan peralatan radiologi canggih.


Hal ini meningkatkan kemampuan diagnostik sekaligus memperkuat pelayanan kesehatan di daerah. Dengan fasilitas dan tenaga medis yang memadai, RS Tipe C juga berperan sebagai penghubung penting dalam sistem rujukan, sehingga dapat mengurangi beban rumah sakit besar dan mempercepat akses pelayanan bagi masyarakat.


Namun, Menkes juga menyampaikan tantangan utama dalam Quick Win ini adalah keterbatasan sumber daya manusia. Saat ini, masih terdapat kekurangan lebih dari 600 dokter spesialis, baik spesialis dasar maupun spesialis dengan kompetensi khusus terkait kanker, jantung, strok, dan uronefrologi (KJSU), yang sangat dibutuhkan untuk mendukung transformasi ini.


“Kami memahami tantangan ini, tetapi kami yakin dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, institusi pendidikan, dan pihak swasta, kekurangan tenaga medis dapat segera teratasi. Tujuannya adalah memastikan seluruh rakyat Indonesia mendapatkan layanan kesehatan terbaik tanpa perlu merujuk ke luar daerah,” tambahnya.


Menkes juga mendorong putra-putra daerah untuk meningkatkan keilmuannya dibidang kedokteran, sehingga kementerian Kesehatan akan menyiapkan Beasiswa Lanjut bagi talenta kedokteran didaerah. Dengan satu harapan, agar mereka dapat mengabdikan diri didaerah asal.


"RSUD di Kota Bima ini dapat memangkas biaya dan waktu masyarakat yang selama ini memerlukan perawatan rujukan di faskes lengkap dan tenaga medis yang profesional, seperti ke RSUP NTB. Dengan dibangunnya RSUD ini, masyarakat Kota Bima tak harus berobat lanjut ke RS provinsi, cukup di Kota Bima," pungkasnya. (Red

close