Lombok Timur
- Sejumlah Profesor ikuti Studium Generale di IAIH NW Lotim dengan tema
Revitalisaai Kajian Kutub al-Turats dalam Menguatkan Nilai-nilai
Spiritual dan Intelektual
Sebagai langkah awal untuk memulai
perkulihan semster ganjil Tahun Akademik 2023/2024, Institut Agama Islam
Hamzanwadi (IAIH) Nahdlatul Wathan Lombok Timur menggelar Studium
Generale di Aula Majlis Dakwah Hamzanwadi II Pontren Syaikh Zainuddin NW
Anjani, Selasa (03/09) Dengan menghadirkan Guru Besar dari Universitas
Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Jawa Timur Prof. H
Kojin, Agus Zaenal Fitri dan H Teguh.
Seperti yang telah
diketahui sebelumnya, pada tahun akademik 2023/2024 IAIH NW Lombok Timur
telah memerima sebanyak 1.070 orang mahasiswa baru yang tersebbar di
semua program studi yang di kelolanya. Selain itu pihak civitas akademik
IAIH NW Lotim terus melakukan akselerasi dan inovasi untuk menunjukan
eksistensinya dan pengembangan kompetensi SDM yang ada di lingkungan
kampus IAIH NW Lotim baik untuk dosen maupun untuk mahasiswa, seperti
pada hari ini, IAIH mengelar kuliah umum untuk mahasiswa sebagai tanda
awal dimulainya tahun ajaran yang baru.
Menghadapi era civil
society 5.0 kita harus mampu berkompetisi dengan cara meningkatkan
kompetensi diri dan terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat
ini, demikian diungkapkan oleh rektor IAIH NW Lotim KH. Lalu Gede
Muhammad Zainuddin Atsani, dalam sambutannya saat membuka kegiatan studi
general tersebut.
"Yang harus kita miliki di era sekarang ini adalah kecerdesan spritual, kecerdasan intlektual dan kecerdasan digital," tegasnya.
Sedangkan Prof Kojin dalam paparan materinya yang memgangkat tema 'Turats Sebagai Warisan Abadi bagi Setiap Generasi'.
Menurutnya,
Turats adalah Peninggalan yang bermanfaat ilmu/harta dari generasi
pendahulu. Peninggalan berupa ilmu dan ini peninggalan abadi
Katanya, kesuksesan adalah orang yang bisa menggunakan kesempatan yang ada.
"Gunakan
waktunya sebaik-baiknya. Jangan hanya makan dan tidur. Jadikan waktumu
untuk ilmumu bertambah.Itulah yang namanya santri benaran," ujarnya.
Lanjutnya,
yang harus dilakukan generasi tetap membaca berkali-kali karena akan
menemukan kemulian. Setelah itu, harus menulis agar bisa menjadi
peninggalan.
"Tapi, harus diingat semakin tinggi ilmu seseorang
makan semakin tinggi adab dan akhlaqnya. Peganglah filsafat padi,
semakin berbuah semakin merunduk," pungkasnya.
Sementara itu
Mudir Forum Mudir Mahad PTKIN, H Teguh, banyak dari mahasiswa baru yang
masuk ke perguruan tinggi agama tidak bisa baca tulis al-Quran dan
Bahasa Arab, sehingga ini yang membuat kita di Forum Mudir Mahad PTKIN
memberikan kelas khusus untuk belajar dan menulis arab.
Prof Agus
Zaenal Fitri, menerangkan ilmu itu bukan di laptop akan tetapi ilmu itu
ada dalam hati, maka harus kita bersungguh-sungguh karena kesuksesan
milik orang-orang yang bersungguh-sunguh dalam menuntut ilmu. Penggunaan
media digital telah memberikan kontribusi munculnya ruang publik baru
di mana banyak muslim yang berbicara Agama Islam.
" Kajian Turats
akan lebih dinamis namun salah satu tantangan berdakwah yang dihadapi
saat ini adalah masalah penguasaan teknologi digital," tegasnya.
Dengan
kondisi ini, katanya, kecerdasan santri harus lebih dari 2 atau 3
diantaranya, kecerdasan intlektual, spritual, emosional dan kecerdasan
tahan banting.
"Sudah saatnya kajian turats dengan media sosial
(ngaji bil medsos). Dibandingkan dengan ngaji konvensional,
kelebihannya adalah jangkauannya lebih luas," pungkasnya.
Kegiatan
studium general di awal tahun akademik 2023/2024 yang mengangkat tema
Pendidikan Islam di Era 5.0 Revitalisasi Kajian Kutub Turats dalam
Memguatkan Nilai-nilai Spritual dan Intektual ini, turut dihadiri oleh
semua Wakil Rektor IAIH, Dekan, Kaprodi, Dosen, dan ribuan mahasiswa dan
santri NW.(TM)