×

Pekerjaan Proyek PT. Waskita Disorot, Berpotensi Rugikan Uang Negara

Friday, May 23, 2025 | May 23, 2025 WIB Last Updated 2025-05-23T09:37:39Z

 

Pekerjaan proyek rehabitas, rekonstruksi bangunan banjir di Kota yang rusak


Kota Bima, - Proyek rehabilitasi, rekonstruksi bangunan pengendalian banjir di Kota Bima dan Kabupaten Bima yang dilaksanakan di tahun 2022 dan 2023 dengan nilai lebih dari Rp220 miliar oleh PT Waskita Karya menuai sorotan.


Menurut Direktur Eksekutif Aliansi Pejuang Indonesia (API) NTB, Sudirman alias Topan mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 lalu, proyek rehabilitasi, rekonstruksi bangunan pengendalian banjir di Kota dan Kabupaten Bima menelan anggaran Rp138 miliar. Proyek ini dialokasikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dan pemenang tender pekerjaan tersebut adalah PT. Waskita dengan nilai penawaran Rp112 miliar.


“Dalam proyek yang dikerjakan di beberapa titik sungai yang ada di Kota dan Kabupaten Bima. Diduga ada persoalan masalah galian C yang diperoleh dari perusahaan tambang yang tak berijin di Kota dan Kabupaten Bima di tahun 2022 lalu,” ujarnya Kamis (22/52025). 


Kata dia, selain persoalan Galian C, diduga pula pekerjaan dilaksanakan di Kecamatan Monta dan Woha Kabupaten Bima maupun di Kecamatan Mpunda dan Kecamatan Rasanae Barat. Kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT. Waskita tidak sesuai yang diharapkan.


Ia melanjutkan, dan di tahun 2023, pihak Kementerian PUPR kembali mengalokasikan anggaran yang dimenangkan kembali oleh PT. Waskita senilai Rp114 miliar untuk Proyek Rehabilitasi, Rekonstruksi Bangunan Pengendalian Banjir di Bima.


“Proyek di tahun 2023 yang dikerjakan di Bima itu menggunakan sistim multiyears yang dikerjakan selama 19 bulan. Dan dari investigasi pihak kami di beberapa titik sungai yang dikerjakan oleh PT. Waskita. Produk bangunan proyek diduga jauh dari spesifikasi yang telah ditetapkan,” terangnya.


Menurutnya, masalah yang terjadi di lapangan atas proyek perbaikan sungai di Kota Bima, semestinya semua bangunan tanggul sungai dilakukan pembetonan bukan dikerjakan dengan sistim bronjong.


“Yang terjadi inikan banyak titik di bantaran sungai di Kota Bima, dikerjakan dengan sistim bronjongnisasi. Dan keadaan tanggul sungai yang dibronjong pun ada yang bergeser karena kualitas pekerjaan yang buruk,” tandasnya.


Kata dia, tidak hanya pinggiran sungai yang dibronjong yang mengalami pergeseran dan keadaannya rusak parah terlebih dibawa arus banjir nantinya. Pekerjaan dinding sungai yang harusnya dibeton pun dikerjakan asal-asalan.


“Banyak titik pembetonan di dinding sungai tidak dikerjakan dengan pengerjaan dasar yang baik. Saat air sungai menyurut. Terlihat bolong di bagian dasar karena tak ada proses penggalian dasarnya. Dan ini berpotensi pelanggaran spesifikasi yang berujung pada kerugian keuangan negara,” jelasnya.


Sementara itu, pihak PPK BWS NTB dan PT. Waskita yang bertanggung jawab atas pekerjaan proyek rehabilitasi, rekonstruksi bangunan pengendalian banjir di Bima ini belum menanggapi proses konfirmasi yang dilakukan wartawan media ini. (Red)

close